Pages

Monday 19 April 2010

Jangan Menjadi Nekrofili

Menurut buku La-Tahzan For Teens, penderita Nekrofili sudah kehilangan perasaan. Mereka bisa merusak dan merampas hak orang tanpa rasa risih. Mereka membunuh tanpa rasa iba. Mereka bisa menonton dan menikmati tindakan kekerasan tanpa rasa simpati. Hidup mereka kosong, tanpa rasa dank arena itu jadi tidak bermakna.
Untuk mengatasi kehampaan manusia modern mencari hiburan. Akan tetapi hiburan itu hanya membuat mereka menjadi “Mayat-mayat hidup” yang centil.

Mengapa bisa begitu?

Ini merupakan pertanyaan yang besar untuk kita para remaja. Kalian tau menjadi manusia adalah amanah. Seberapa besar amanah itu? Tentu jawabannya sangatlah besar, kita dilahirkan didunia ini harus menjadi khalifah dunia, namun sebagian dari kita merusak apa yang Tuhan berikan. Seseorang yang menderita Nekrofili biasanya menganggap kebahagiaan itu berasal dari luar dirinya, maksudnya, mereka akan semakin bahagia jika ada benda yang didapat dari luar, atau pujian dari orang. Lalu para Nekrofili, mereka akan selalu terus menerus memburu benda tiada henti, karena benda it uterus menerus akan berganti.

Mereka akan melakukan apapun dengan cara apaun agar mereka tetap abadi, dengan pujian-pujian dari orang lain maka itu mereka akan mengatur senyum mereka agar sesuai denga apa yang diinginkan oranglain. Pada buku lain, Eric Fromm, menulis lebihh sinis lagi, “Manusia sedang dalam proses menjadi homo consumens, seorang pengkonsumsi total. Mereka memiliki visi religius baru yang menggambarkakn surga sebagai sebuah gedung besar tempat siapapun bisa membeli sesuatu yang baru setiap hari, bahkan tempat mereka bisa membeli segala sesuatu yang dia inginkan dan sedikit lebih banyak dibandingkan orang lain.”

Situasi inilah yang membuat remaja jadii gampang sedih. Dalam arus persaingan dan keinginan untuk lebih cepat dari yang lain inilah kita tertulari kepribadian mayat. Hanya Allah yang akan memberikan kebahagiaan kepada kalian.(Irna Septyara)

No comments:

Post a Comment