Pages

Friday, 30 April 2010

Midnight Sale, Diskon Gede-gedean Di Akhir Bulan

Tangerang (1/5) – Supermall Lippo Karawaci menyelenggarakan Midnight sale sejak Jumat kemarin. Diskon besar-besaran yang diadakan dalam periode empat bulan sekali ini berlangsung selama dua hari. Midnight sale merupakan event yang menawarkan diskon dalam jumlah besar.

Hampir seluruh outlet atau toko memberikan diskon dengan angka yang membuat penggila belanja tergiur. Rata-rata toko memberi diskon mulai dari 20% hingga 70%.. Meski begitu anda diharapkan berhati-hati dengan besaran diskon yang biasanya tertera di depan outlet.

Beberapa toko memberi diskon dengan persyaratan tertentu. Outlet Converse memberi diskon 50% untuk pembelian kedua, atau sama dengan sistem beli satu gratis satu. Toko sepatu Yongki Komaladi pun memberlakukan peraturan demikian, namun diskon yang ditawarkan hingga 70% untuk pembelian kedua.

“Mikir-mikir lagi deh, Mesti beli 2 barang kalo mau diskon 50%. Mungkin nanti patungan sama temen. hehe..” ujar salah seorang pengunjung

Berdasarkan pantauan, department store Debenhamas paling banyak pengunjungnya. Debenhams menawarkan diskon mencapai 50% untuk tas wanita. Midnight sale masih menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat Tangerang untuk berbelanja di akhir bulan. Mereka rela berdesakkan dan pergi ke mall pada jam Sembilan sampai 12 malam untuk mendapat barang wah dengan harga murah. (Lufthi)

Monday, 26 April 2010

Es Podeng Varia, Harga Bersahabat, Rasa Kelas Kakap

Pastinya hampir seluruh masyarakat Kota Tangerang mengenal kawasan Pasar Lama. Kawasan yang terletak di jalan kisamaun ini memang sudah terkenal dengan berbagai macam makanan dan minuman kulinernya. Salah satunya adalah Es Podeng, yang letaknya persis di depan Toko Varia Store. Selain harganya yang terjangkau, es podeng yang di jual di sana juga memilki cita rasa yang tidak kalah dengan es podeng yang disediakan di restoran atau kafe-kafe ternama.

Letaknya yang sangat strategis membuat es podeng menjadi incaran para pengunjung yang hendak melewati kawasan pasar lama. Harga sebungkus/semangkuk es Podeng di bandrol dengan harga Rp 4.000. Selain menerima pembelian satuan. Penjual es podeng ini juga menerima pesanan untuk acara pesta pernikahan, pesta ulang tahu, dll.

Biasanya pada hari-hari biasa jumlah pembeli es podeng lebih banyak di bandingkan dengan weekend. Salah satu alasannya adalah banyaknya toko-toko di kawasan pasar lama yang tutup. Rata-rata pembeli es podeng ini adalah para pengunjung yang datang ke toko-toko di kawasan pasar lama tadi, setelah itu baru mereka mampir untuk membeli es podeng.

Bagi sahabat kawulamuda yang ingin mencicipi es podeng ini. Kalian bisa langsung mengunjungi kawasan pasar lama pada hari biasa ataupun weekend, karena penjual es podeng ini berjualan setiap hari dari pukul 8 pagi hingga pukul 7 malam. Selamat Menikmati.. (Maslim)

Sunday, 25 April 2010

Nongkrong di Tangerang dengan Koneksi WiFi nan Ciamik

Mencari lokasi untuk nongkrong di Kota Tangerang memang banyak, namun tidak semua tempat nongkrong di lengkapi dengan fasilitas free internet atau lebih di kenal dengan hotspot area. Sekarang ini, tempat nongkrong akan lebih di minati jika di lengkapi dengan fasilitas hotspot untuk pengunjung dengan mobilitas tinggi.

Dewasa ini, laptop sudah menjadi salah satu benda wajib yang selalu di bawa kemanapun pergi, kebutuhannya sudah hampir menyaingi telepon seluler yang selalu berada di genggaman tangan pemiliknya. Salah satu alasan mereka membawa laptop adalah mencari sinyal WiFi untuk berselancar di dunia maya, mengirim email, bersosialisasi melalui situs jejaring social, atau hanya sekedar mencari informasi. Saat ini bukan hanya laptop saja yang di lengkapi fitur WiFi, handphone pun kini mulai di persenjatai dengan kecanggihan tersebut.

Oleh karena itu banyak muda mudi yang lebih memilih tempat-tempat nongkrong ber-WiFi seperti pusat perbelanjaan,café, atau restoran. Namun tidak semua tempat ber-WiFi menyuguhkan kualitas kecepatan internet yang di butuhkan pengguna. Info Kawulamuda akan memberikan beberapa rekomendasi tempat nongkrong dengan ber-WiFi dengan kualitas bagus.

Downtown Walk, Sumarecon Mall Serpong, bertempat di komplek perumahan Gading Serpong, tempat nongkrong ini menyajikan speed internet yang luamayan cepat yang di sediakan oleh CBN Hotspot. Dengan menukarkan struk pembelanjaan minimal Rp 25.000 untuk weekdays dan minimal Rp 50.000 untuk weekend anda akan mendapatkan username serta password untuk berinternet selama 120 menit.

Benton Junction, Karawaci, bertempat di sebelah Supermall Karawaci di depan Universitas Pelita Harapan. Dengan speed yang sangat cepat, tempat ini di rasa cocok bagi pecinta dunia maya yang hobi men-download. Tidak ada syarat apapun untuk mengakses internet di tempat ini, alias free. Anda bebas memilih koneksi yang di inginkan, di sediakan Firstmedia dan Telkom Hotspot sebagai penyedia layanan internetnya.



Foodcourt Supermal Karawaci, dengan penyedia M-Wifo anda dapat menikmati kecepatan berselancar dunia maya secara gratis dengan hanya memasukan username dan password yang di dapat dari pusat informasi, selama masa promosi, pihak Supermal memberikan akses gratis bagi pengunjungnya.


Sebenarnya masih ada beberapa tempat menarik lain dengan fasilitas WiFi, namun hanya ketiga tempat itu yang paling baik koneksinya di antara tempat lain, survey telah di lakukan oleh redaksi info kawula muda sebelumnya. Selamat nongkrong, selamat berinternet ! (Dani)

Batagor Kuah, Inovasi Baru Batagor

Batagor adalah makanan yang gampang ditemukan di kota mana pun. Itu sebabnya, ketika Anda berkunjung ke salah satu kota di Indonesia, hampir bisa dipastikan makanan ini tersaji dan bisa dinikmati dengan biaya yang relatif murah. Akhir-akhir ini hampir di setiap tempat jajanan ( foodcourt ) tersedia batagor.

Tapi, tentu saja di balik kemudahan mendapatkan makanan jenis ini, pasti ada saja sesuatu yang unik. Keunikan itu bisa dari rasa (yakni rasa batagor dan bumbunya), juga dari penyajiannya (tempat untuk makannya, tempat menghidangkan dan sejenisnya). Dua hal ini yang pastinya berbeda dari setiap kedai yang menjual batagor tersebut.

Batagor yang kita kenal biasanya Baso Tahu yang di goreng, dengan bahan dasar terbuat dari tahu putih yang diberi adonan ikan tenggiri dan tapioka, disajikan panas-panas, dengan bumbu kacang yang sangat pedas dan kecap manis kental serta biasanya di berikan perasan jeruk nipis.. Namun ada yang berbeda dari batagor yang dijajakan oleh pedagang kaki lima yang biasanya mangkal di Jalan Cemara Raya, Perumnas 1-Tangerang (disebrang Ayam Bakar Kang Deddy) ini. Tidak seperti penyajian batagor pada umumnya, batagor yang satu ini disajikan dengan menggunakan kuah bakso.

Batagor kuah, itulah nama yang diberikan pada makanan khas ini. Satu porsi batagor kuah diberi harga Rp. 5000. Harga yang cukup murah untuk seporsi batagor.

Batagor kuah biasa disajikan dengan bakso, siomay dan tentu saja batagor goreng yang direndam dengan kuah bakso yang panas. Makanan ini cocok dimakan ketika sore maupun malam hari dan saat udara dingin, sekedar untuk menghangatkan badan.(Anggun)

.

Ayam Bakar Kang Dedy Bukan Ayam Bakar Biasa

Ayam bakar ini seperti kebanyakan ayam bakar layaknya. Dibakar di atas arang panas dan disajikan dengan lalapan serta sambal pada umumnya. Tapi, yang membuatnya berbeda ketika kita menyantap ayam bakar satu ini, “Ayam Bakar Kang Dedy”.

Baru dibuka pada 10 November 2007 lalu, kehadirannya telah menyita perhatian masyarakat setempat. Rumah makan sederhana ini langsung mendapatkan banyak pelanggan.

Sekitar 2 tahun yang lalu, sang pemilik, Dedy Mahmudi yang akrab dipanggil Kang Dedy, mendirikan rumah makan ini di Jln. Cemara Raya, Perumnas I Tangerang. Di sinilah ia merintis karirnya sebagai “juragan ayam”. Karirnya langsung melejit dan rumah makan ini laris manis diburu orang-orang.

Harganya yang murah meriah dan para pelayan yang ramah menjadi kunci sukses perjalanan karirnya di dunia bisnis.

Rumah makan ini buka setiap harinya pukul 11.00 siang dan tutup pada pukul 09.00 malam. Setiap harinya mereka bisa menghabiskan 100 ekor lebih ayam yang terjual. Dan pada waktu weekend bisa lebih dari itu.

“Kalau weekend bisa sampai 160 ekor habis terjual,” jelas Via, salah satu karyawan yang bekerja di sana.

Harganya yang terjangkau bisa dijadikan salah satu alternatif tempat ber-hang out ria bersama keluarga atau kawan-kawan. Untuk satu ekor ayam dihargai dengan 32 ribu, dan harga setengah ekor ayam 17 ribu. Di hidangkan dengan nasi putih seharga Rp 3.500 sepuasnya.

Selain ayam bakar, tersedia pula ayam goreng serta sayur asem dan lauk pauk, seperti tahu dan tempe sebagai pelengkap. Tapi, ayam bakar tetap menjadi andalan rumah makan ini.

Saat ini pelayan yang bekerja di sana berjumlah 6 orang. Dua orang bertugas memasak alias membakar si ayam, satu orang sebagai kasir, dan sisanya sebagai waiters atau pelayan tamu.

Omset yang didapatkan setiap harinya dari penjualan ayam bakar ini bisa mencapai 6 juta rupiah per hari. Pendapatan ini bisa dibilang lumayan untuk sebuah rumah makan yang tidak terlalu besar.

Rumah makan yang enak, harga yang terjangkau, tempat yang nyaman sudah menjadi citra dari “Ayam Bakar Kang Dedy” ini. Bagi yang belum pernah mencobanya, silakan datang menikmati ayam bakar ala Kang Dedy ini. (christin)




Friday, 23 April 2010

Taman Jajan BSD, Kuliner Mewah, Harga Murah

Tangerang memang bisa di katakan surganya kuliner, banyak tempat jajan menarik di kota Tangerang ini. Sebut saja Taman Sari Karawaci dan Taman Jajan BSD. Kedua tempat itu menjadi yang terpopuler di kalangan remaja Tangerang.

Bagi anda yang berdomisili di BSD (Bumi Serpong Damai) dan sekitarnya, nama Taman Jajan sudah tidak asing lagi. Tempat mencari jajanan dengan harga terjangkau dan pastinya lezat. Berbagai pilihan makanan tersedia di sana, mulai dari seafood, berbagai olahan mie, hingga masakan Jepang.


Berbagai makanan berkelas restoran mahal tersedia di sini namun dengan harga kaki lima. Dengan merogoh kocek Rp 20.000 anda sudah merasa kenyang berada di surge makanan ini.


Taman Jajan buka mulai sore hingga malam hari, orang-orang memadati tempat ini sekitar pukul 08.00 malam untuk makan malam bersama keluarga atau teman-teman. Pedagang yang tertata rapih memberi kenyamanan lebih bagi para pengunjung yang hadir. Jadi, bagi kalian yang ingin mencicipi variasi memu makanan dengan harga terjangkau, dapat mencoba Taman Jajan BSD ini. (Dani)

Thursday, 22 April 2010

Serba-serbi Ajang Pencarian Bakat

Ajang pencarian bakat telah menjadi trend tersendiri dalam dunia pertelevisian. Di Indonesia maupun di luar negeri, acara yang bisa disebut reality show ini sudah menyedot jutaan pasang mata untuk menyaksikannya. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa acara ajang pencarian bakat yang cukup booming, sebut saja Akademi Fantasi Indosiar (AFI), Indonesian Idol, Mamamia dan sebagainya.

Ajang pencarian bakat semacam ini juga telah memancing peserta yang tidak sedikit. Banyak sekali orang-orang yang rela mengantri seharian dari pagi hingga malam hanya untuk mendapatkan giliran audisi. Belum tentu juga mereka bisa lolos dan menjadi apa yang mereka impikan. Acara semacam ini memacu keinginan banyak orang untuk mewujudkan impiannya menjadi seorang artis atau orang yang popular.

Banyak yang belum mengetahui plus minus nya dari acara semacam ini. Sebenarnya menurut buku komunikasi massa yang ditulis oleh kuswandi wawan media televisi memiliki dua tujuan yaitu:

1.Menarik para produsen (pengiklan) untuk beriklan atau menjadi sponsor utama acara audisi tersebut. Seperti kita ketahui paket acara reality audisi sangat digemari pemirsa. Dilain pihak para produsen menginginkan barang atau produknya diketahui atau ditonton banyak pemirsa. Jadi secara otomatis pihak media televisi akan dengan mudah menadapatkan pemasang iklan.

2.Menciptakan ketertarikan emosional penonton. Dalam beberapa episode acara reality audisi, terlihat ada tangis kesedihan antara pemirsa dengan peserta audisi yang gagal masuk babak berikutnya (eliminasi). Tetapi ada juga tawa haru antara peserta yang berhasil maju ke periode audisi selanjutnya. Dalam hal ini media televisi mampu mengugah dan menggarap emosi penonton untuk larut dalam acara audisi reality.

Jadi, ajang pencaarian bakat tidaklah murni mencari suatu bakat semata. Daya tarik emosi dan kisah hidup si peserta juga menjadi fokus dalam acara seperti ini. Menurut pengalaman Fikri, salah satu mahasiswa Untirta yang mengikuti audisi Indonesian Idol pada bulan febuary yang lalu sejak pagi ia sudah mengantri dan baru mendapat giliran audisi pada malam hari. Sangat melelahkan memang, tetapi hal ini terus dilakukannya demi menggapai impian. Ketika mengantri dan masuk di ruang tunggu bersama ribuan peserta lainnya fikri mendapatkan sebuah formulir yang berisi biodata, kisah hidup, dan hal-hal lain yang menyangkut kehidupan si peserta. Jika peserta tersebut memiliki kisah hidup yang cukup menarik dan dramatis mungkin akan dipertimbangkan untuk lolos. Bakat dan kemampuan tidak begitu ditonjolkan. Mungkin ada beberapa peserta yang bagus secara kualitas, tapi lihat saja, pasti juga terselip kisah hidup yang daramatis dalam diri peserta tersebut. “gw udah disuruh nyanyi tujuh lagu boy, tapi tetep aja gak lolos”, kata fikri dengan sedikit kesal. “ya bayangin aja, ngantri dari pagi, baru masuk ruang audisi jam 7 malem, bikin capek duluan”, katanya.

Faktanya, memang itulah yang terjadi sekarang ini. Pihak penyelenggara tidak hanya mencari talenta yang luar biasa, namun juga kisah hidup dari peserta tersebut. Paket yang ideal adalah bakat yang tidak terlalu besar, penampilam fisik yang lumayan, ditambah jalan hidup yang menarik untuk di ekspos.

Para pemenang atau juara dari audisi ini adalah murni berdasarkan penilaian penonton di studio atau pemirsa di rumah malalui Short Message Service (SMS) telepon selular. Juri yang hadir dalam acara audisi itu hanya berfungsi sebagai jembatan bagi penonton untuk menentukan pilihannya setelah juri memberikan analisis penilaian subjektifnya terhadap para peserta audisi.

Media televisi, terutama dalam paket acara reality di televisi ini mampu memanfaatkan keberadaan pemirsa dirumah maupun di studio dalam menciptakan “bintang” baru dikalangan pemirsa.

Akankah pemenang acara reality di televisi akan sukses dalam karier selanjutnya? Belum tentu. Itu semua berpulang kembali kepada individu tersebut. Dengan kata lain, media televisi hanya berperan sebagai “pembuka pintu” bagi pemenang audisi. Untuk selanjutnya karir pememnang audisi itu ditentukan oleh mereka sendiri. (Bela Subakti)


Wednesday, 21 April 2010

Sate Solo Pak Min, Rasa Nusantara

Jika kita menelusuri jalan di kkawasan Karawaci, maka kita akan menemukan rumah makan sederhana yang menyajikan berbagai macam kuliner, seperti sate ayam, sate kambing, gule kambing, tongseng ayam dan kambing, nasi goreng dan masih banyak lagi menu yang bisa di sajikan di tempat itu.

Rumah makan sederhana Pak Min memang sudah terkenal sejak tahun 1997, mengawali karir dengan berjualan sate dan tongseng berkeliling dengan gerobak panggul menjadi ciri khas, sehingga sampai saat ini gerobak panggul itu pun menjadi maskot untuk setiap rumah makan sate Pak Min, baik Pusat maupun cabang.

Rumah makan yang telah berdiri tahun 1997 ini yang berpusat di kawasan Beringin Raya ini telah mempunyai empat cabang, yaitu di Karawaci, Mitra perumnas II Tangerang, Buaran Baru, dan di kawasan sekitar Kebon Nanas . Rumah makan ini memang menjual sate ayam namun ada yang menbedakan antara sate Pak Min dengan sate yang kita temui pada umumnya, biasanya bumbu sate yang kita beli di tukang sate pada umumnya kacangnya di giling secara halus namun sate Pak min kacangnya lebih bertekstur, seperti bumbu siomay.

Cita rasa yang nikmat namun murah ini sangat digemari banyak kalangan tidak hanya kkalangan bawah kalangan menengah keatas pun sering makan ditempat ini yang notabannya rumah makan pinggir jalan, menurut salah seorang pengunjung Darwis mengatakan dia telah berlangganan dengan sate Pak Min ini sudah sejak lama.”saya berlangganan sudah hampir 5tahun, biasanya kalau pulang kerja saya suka mampir untuk makan tongseng kambing atau sate kambing.” ujar Darwis sambil menyeruput kuah tongseng.

Ketika saya mencoba dua menu andalan yang ada di RM. Sate Pak Min yaitu sate ayam dan tongseng kambing. Pada sate ayang saya menemukan rasa yang baru dari sate-sate yang biasa saya makan sebelumnya, bumbu kacang yang di sate Pak Min lebih wangi dan bertekstur kasar, dan tongseng Kambingnya gurih tapi ringan dan tidak berbau.

Menurut Bang Ipul nama salah seorang pegawai di RM. Pak Min mengatakan bahwa resep ini sejak turun temurun dari kakek buyut dari Pak Min itu sendiri. Sehingga menciptakan cita rasa yang berbeda dari sate ayam lainnya, dan sate Pak Min ini sate asli dari kota Solo yang merupakan tempat lahir dari pak Min. Jika ingin merasakan cita rasa yang berbeda silahkan anda kunjungi RM. Sate pak Min di jamin disana akan mendapatkan beraneka macam makanan seputar ayam dan kambing.(Irna Septyara)

Tuesday, 20 April 2010

Budaya(kan) Menulis

Tangerang (20/4) – Menarik ketika membaca artikel dari Rhenald Kasali berjudul “Orang Pintar Plagiat”, di harian Kompas edisi Selasa 20 April 2010. Dalam tulisannya, ahli manajemen ekonomi yang juga merupakan guru besar manajemen Universitas Indonesia ini berbicara tentang praktik-praktik plagiarisme oleh kalangan pendidik yang belakangan ramai diberitakan media.

Menurut Rhenald, sikap plagiat atau meniru karya orang lain, timbul karena seseorang malas melakukan observasi, berpikir, atau lebih jauh melakukan sesuatu di luar kebiasaan (out of box).Dalam dunia pendidikan, terutama perguruan tinggi, plagiarisme kerap terjadi karena individu yang enggan untuk berpikir kreatif dan menuangkan idenya itu melalui tulisan.
Hal ini melihat plagiarisme yang kerap terjadi di ranah perguruan tinggi menyangkut penjiplakan karya-karya (yang sebagian besar berupa tulisan) milik orang lain.

Kasus plagiarisme yang kerap bersinggungan dengan dunia pendidikan diantaranya pengutipan tanpa mencantumkan nama penulis, penggantian judul sebuah karya tulis, atau yang lebih ekstrim hanya melakukan penggantian nama pemilik karya tulis.
Kalangan akademisi pada dasarnya memiliki modal keilmuwan untuk membuat suatu karya tulis yang dapat dipertanggungjawabkan dan memiliki nilai manfaat. Namun yang sering dihadapi ialah bagaimana melakukan penyingkronan antara ide dengan kemampuan menulis sehingga menghasilkan tulisan yang berkualitas dan original.

Mahasiswa sebagai elemen akademisi merupakan “kubu” yang paling akrab dengan kegiatan “mengutip”. Pengutipan oleh mahasiswa biasanya dilakukan dalam upayanya memenuhi tugas dari pendidik, dalam hal ini dosen. Menjadi suatu hal yang dilematis saat mempertanyakan apakah karya kita telah dengan tidak sengaja (atau sengaja) mengutip karya orang lain. Jikapun kutipan kita telah mencantumkan nama penulis, apakah hal tersebut otomatis menjadikan karya kita bebas plagiarisme?

Berpengetahuan saja menurut Rhenald Kasali, belum tentu membuat seseorang mampu membuat karya-karya ilmiah. Pada akhir tulisannya, kita dapat menangkap pesan bahwa menghasilkan karya tulis yang original merupakan hal yang penting. Karya tulis yang biasa-biasa saja namun original lebih patut dihargai dibanding karya tulis sempurna namun plagiat.Menulis harus menjadi budaya, dan membudayakan kebiasaan menulis di lingkungan kampus ialah sebuah keharusan.

Karya tulis yang sederhana namun original perlahan akan membuka khazanah berpikir si penulis. Kreatifitas penulis untuk menjembatani antara pemikiran(dari hasil pengamatan, observasi, pengalaman, dan bacaan) dengan kemampuan motorik akan terlatih dengan membiasakan menulis. Membiasakan membuat karya tulis diharapkan dapat perlahan menjauhkan kita dari sikap plagiarisme. (Lufthi)

Monday, 19 April 2010

Jangan Menjadi Nekrofili

Menurut buku La-Tahzan For Teens, penderita Nekrofili sudah kehilangan perasaan. Mereka bisa merusak dan merampas hak orang tanpa rasa risih. Mereka membunuh tanpa rasa iba. Mereka bisa menonton dan menikmati tindakan kekerasan tanpa rasa simpati. Hidup mereka kosong, tanpa rasa dank arena itu jadi tidak bermakna.
Untuk mengatasi kehampaan manusia modern mencari hiburan. Akan tetapi hiburan itu hanya membuat mereka menjadi “Mayat-mayat hidup” yang centil.

Mengapa bisa begitu?

Ini merupakan pertanyaan yang besar untuk kita para remaja. Kalian tau menjadi manusia adalah amanah. Seberapa besar amanah itu? Tentu jawabannya sangatlah besar, kita dilahirkan didunia ini harus menjadi khalifah dunia, namun sebagian dari kita merusak apa yang Tuhan berikan. Seseorang yang menderita Nekrofili biasanya menganggap kebahagiaan itu berasal dari luar dirinya, maksudnya, mereka akan semakin bahagia jika ada benda yang didapat dari luar, atau pujian dari orang. Lalu para Nekrofili, mereka akan selalu terus menerus memburu benda tiada henti, karena benda it uterus menerus akan berganti.

Mereka akan melakukan apapun dengan cara apaun agar mereka tetap abadi, dengan pujian-pujian dari orang lain maka itu mereka akan mengatur senyum mereka agar sesuai denga apa yang diinginkan oranglain. Pada buku lain, Eric Fromm, menulis lebihh sinis lagi, “Manusia sedang dalam proses menjadi homo consumens, seorang pengkonsumsi total. Mereka memiliki visi religius baru yang menggambarkakn surga sebagai sebuah gedung besar tempat siapapun bisa membeli sesuatu yang baru setiap hari, bahkan tempat mereka bisa membeli segala sesuatu yang dia inginkan dan sedikit lebih banyak dibandingkan orang lain.”

Situasi inilah yang membuat remaja jadii gampang sedih. Dalam arus persaingan dan keinginan untuk lebih cepat dari yang lain inilah kita tertulari kepribadian mayat. Hanya Allah yang akan memberikan kebahagiaan kepada kalian.(Irna Septyara)

Freakout, Ikon Distro Tangerang

Tangerang (20/4) – Menjalani bisnis berupa distribution outlet atau distro di Tangerang menjadi hal yang susah-susah gampang. Usaha ini kerap terlihat kembang kempis. Hal ini bisa kita lihat dari eksistensi distro-distro yang ada di Tangerang. Mereka bermunculan begitu cepat, namun tidak bisa mempertahankan keberadaannya.

Pada kurun 2002 sampai 2004 Tangerang memiliki Orion (Ciledug), Robble (Perum), Pipe Bomb (Perum), dan Freakout (Kelapa Dua). Dari empat nama tersebut hanya Freakout yang mampu bertahan. Akhir 2004 hingga 2008 terdapat D’fat, dan 18Distric di perumahan Harapan Kita. Didukung modal yang kuat 18Distric (baca: eighteen district) hamper ideal untuk menjadi icon bisnis distro di Tangerang.

Meski begitu 18Distric menjual produk yang bukan original merk dagang mereka. Terdapat Ouval Research, Eat 347, atau brand seperti Black ID, yang notabene produk “jadi” asal Bandung. Realitas seperti inilah yang menjadi masalah distro Tangerang. Mereka mendirikan outlet, namun didalamnya menjual karya milik orang lain. 18Ditric pun tutup dan diganti dengan Raxzel.

Ialah Freakout yang bisa mempertahankan eksistensinya dari awal 2002 hingga sekarang. Erik, owner Freakout berpendapat, di Tangerang memang banyak distro bermunculan namun mereka tidak memiliki ke-khasan karena menjual dagangan orang lain.

“Distro di Tangerang menjual baju atau aksesoris yang merupakan merk bandung. Lalu apa bedanya membeli barang mereka dengan barang-barang di distro lain dengan merk yang sama? Kita harus mempunyai ciri khas” ujar Erik, yang juga lulusan IKJ.

Erik mengaku mendirikan Freakout sejak ia menjadi mahasiswa IKJ. Selain belajar mandiri, dengan membuka distro ia juga mencoba berwirausaha. Freakout memiliki produk seperti kemeja casual, topi, tas, baju, serta celana, yang kesemuanya bermerk Freakout.

Menurut Erik membuka usaha distro tidak melulu bicara uang. Pemilik distro juga harus mengerti bahan-bahan untuk membuat pakaian, mengerti tentang desain, serta mau turun langsung ke lapangan. Ketiga hal ini diyakini bisa menjaga keberlangsungan usaha mereka.

“Pemilik distro di Tangerang terlalu cepat puas dengan apa yang mereka lakukan. Membuka distro dianggap menjadi kebanggaan, namun apakah mereka mengerti bahan untuk membuat pakaian? Dan apakah para owner distro mau memanggul sendiri beberapa kodi bahan?” tambah Erik.(lufthi)

Sunday, 18 April 2010

Memilki Handphone, Apakah Suatu Kewajiban?

Perkembangan zaman yang semakin canggih membuat masyarakat mau tidak mau harus mengikuti perkembangan yang sangat cepat. Mulai dari perkembangan di bidang IT, Kesehatan maupun Komunikasi. Pada artikel ini saya ingin mencoba memaparkan fungsi dari sebuah Handphone, dan siapa yang sudah layak memiliki dan menggunakan handphone.

Pada awal tahun 2000-an, Handphone merupakan suatu alat komunikasi yang sangat berkembang pesat di Indonesia. Berbeda dengan 10 tahun sebelumnya, mungkin handphone hanya dimiliki oleh orang-orang pebisnis ataupun orang yang tingkat sosialnya lebih tinggi dari masyarakat umum. Berbeda dengan sekarang, hampir semua pelajar dari tingkat Mahasiswa, SMA, SMP, maupun SD sudah memiliki handphone. Jenis-jenis Handphone sekarang ini memang sangat variatif dan berbeda dengan handphone-handphone yang digunakan 10 tahun yang lalu. Handphone zaman sekarang lebih berkembang dengan memilki feature-feature yang baru dan canggih, contohnya handphone yang sudah dilengkapi oleh pemutar musik dan kamera. 10 tahun yang lalu mana ada handphone yang sudah dilengkapi sebuah pemutar musik dan kamera, sudah bisa menelpon dan mengirim teks saja sudah allhamdulilah banget.

Saya akan mengambil contoh cerita yang saya alami sendiri, pada hari sabtu (17/4) kemarin, tepatnya pada pukul 11 malam. Ada seorang anak kecil yang sedang menangis meminta dibelikan Handphone oleh Ibunya. Pertama kali yang ada dalam benak hati saya adalah sebuah pertanyaan besar, buat apa ini anak membeli handphone?padahal dia baru duduk dikelas 4 SD. Coba kalian bayangkan, apakah ini anak memang sudah layak memilki handphone?, kepentingannya buat apa? saya mencoba berpikir positif.

Menurut pendapat saya, zaman sekarang ini Handphone sudah menjadi barang kebutuhan primer sama dengan Televisi. Mungkin kalimat “yang penting gaya dan tidak ketinggalan zaman” merupakan salah satu faktor kenapa handphone sangat berkembang di Indonesia. Khususnya penggunaan handphone pada anak SD. Siapa sih yang tidak mau memiliki handphone apabila temannya sudah memilki handphone, apalagi handphone itu keluaran terbaru, saya yakin apabila orang yang sudah memilki handphone pun akan minder apabila melihat temannya menggunakan handphone model terbaru sedangkan dia menggunakan handphone yang keluaran sudah lama.

Sedikit saran dari saya sebaiknya apabila orang tua yang memilki anak yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar (SD) dan anak itu sudah meminta dibelikan handphone. Sebaiknya hal itu jangan dituruti, karena kepentingan untuk apanya pun belum jelas. Berikanlah anak sebuah handphone apabila anda berfikir memang sudah pas waktunya, misalnya dia sudah memasuki bangku SMA atau Kuliah. (Maslim)